Iklan

“Perempuan Dalam Perspektif; Hasil Bacaan”

Admin
Sabtu, 21 Agustus 2021
Last Updated 2022-12-08T18:11:25Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini
                      Oleh: Raini Jauhar

Mahasiswa PGMI. Sekolah Tinggi Agama Islam Alkhairaat Labuha.

Wanita merupakan sebutan yang digunakan untuk manusia yang berjenis kelamin atau berjenis kelamin perempuan, sedangkan Perempuan adalah manusia berjenis kelamin betina. Berbeda dari wanita, istilah “perempuan” dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang masih anak-anak (Wikipedia:2021). Selain itu juga, perempuan dikatakan sebagai salah satu mahluk yang memiliki keistimewaan pada kedudukannya baik secara kodrati maupun secara fungsinya sebagai mahluk Tuhan.

Pada umumnya perempuan dicitrakan atau mencitrakan dirinya Sendiri sebagai makhluk yang emosional, mudah menyerah (submisif),Pasif, subjektif, lemah dalam matematika, mudah terpengaruh, lemah Fisik, dan dorongan seksnya rendah. Sementara laki-laki dicitrakan dan mencitrakan dirinya sebagai mahluk yang rasional, logis, mandiri, agresif, kompetitif, objektif, senang berpetualang, aktif, memiliki fisik dan dorongan seks yang kuat.

Dalam Islam memandang sama kepada perempuan dan laki-laki dari segi kemanusiaannya. Perempuan adalah manusia sebagaimana laki-laki. Islam memberi hak-hak kepada perempuan seperti yang diberikan kepada laki-laki dan membebankan kewajiban yang sama kepada keduanya, kecuali terdapat dalil syara yang memberi tuntutan dan tuntunan khusus untuk perempuan dan laki-laki, yang jumlahnya sangat sedikit, dan kebanyakan dalil syara tidak diciptakan khusus untuk perempuan atau khusus untuk laki-laki, melainkan untuk keduanya sebagai insan (QS. Al-Hujurat [49]:13; QS Al-Najm [53]:45;QS Al-Qiyamah [75]:39 ).

Dari hasil penjelasan dia atas, maka dapat dikatakan bahwa perempuan sejatinya memiliki hak dan kebebasan secara fungsinya yang dimana, perempuan merupakan mahluk yang merdeka dan bebas atas kehendak apapun yang telah dititipkan kepadanya. Lemah lembut perempuan merupakan simbol dari cinta dan kasih sayang sebagai bentuk dari sifat alamiah manusia. Selain itu juga, dapat dikatakan bahwa pada pendekatan psikologis perempuan memiliki perbedaan secara signifikan dengan laki-laki dan jika dilihat dengan pendekatan teologi bahwa telah dijelaskan untuk menentukan hak dan kewajiban tidak ada saling mengungguli antara laki-laki dan perempuan melainkan dilihat dari keduanya merupakan insan ciptaan Tuhan.

Dalam sejarah Islam menurut (Murtadha Mutahhari) menjelaskan bahwa beberapa nama perempuan yang istimewa dan unggul, seperti Khadijah, Aisyah, serta Fatimah, dan hanya sedikit laki-laki yang menyamai kedudukan mereka. Tidak ada aki-laki, kecuali Nabi Muhammad saw dan Ali ra yang mencapai kedudukan al-Zahrah, kecuali Fatimah al-Zahrah yang melebihi putra-putranya. Demikian pula ketangguhan Khadijah yang dijuluki “al-Kubra”, dan kecerdikan Aisyah yang telah melahirkan ribuan hadits dibanding misalnya Abi Hurairah ra, seorang sahabat laki-laki yang selalu mengikuti Rasulullah sepanjang hidupnya.

Menurut (Komaruddin Hidayat) berpendapat bahwa “Al-Qur’an tidak memberi dukungan secara tegas kepada salah satu teori tersebut di atas”. Al-Qur’an mempersilahkan kepada manusia untuk mengasah kecerdasannya melalui interpretasi-interpretasi. Hal ini mengindi-kasikan, bahwa ketertinggalan kaum perempuan dari kaum laki-laki, atau sebaliknya, bukanlah tergantung pada pemberian/given (qodrat) Tuhan, tetapi disebabkan oleh pilihan (ikhtiyar) manusia itu sendiri. Jadi nasib baik dan buruk tidak terkait dengan faktor jenis kelamin.

Menurut hemat saya bahwa jika dilihat dengan menggunakan pendekatan formal bahwasannya perempuan tidak memiliki ketertinggalan dalam mengasah intelektualitas baik secara rohaniah dan jasmani serta secara aqliyah maupun naqliyah sehingga dari hasil kutipan yang dijelaskan oleh (Komaruddin Hidayat) disini memberikan keterangan secara subjektif bahwasanya perempuan merupakan mahluk yang memiliki kesetaraan yang mampu setara dengan laki-laki jika ditinjau dari segi interpretasi serta tidak ada pengaruhnya dengan fakto jenis kelamin.

Di sini, sedikit menyentil tentang ayat yang di firmankan oleh Allah SWT Q.S. Al-Nisa [4]:34 yang menyatakan: “ Kaum laki-laki (suami) itu qawwamun (pemimpin)bagi kaum perempuan (isteri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (suami) atas sebagian yang lain (isteri), karena mereka (suami) telah menafkahi (isterinya) sebagian dari harta mereka (suami)”. Menurut Ibnu Abbas mengartikan qawwamun dengan” kekuasaan/ wewenang (mushallathun). Menurut Al-Thabari menjelaskan mengartikan dengan “penanggung-jawab” (ahl al-qiyam).

Dari pendekatan di atas, maka laki-laki dikatakan sebagai superior dan perempuan dikatakan inperior. Dan masih banyak pendapat lainnya Dari beberapa pendapat tersebut di atas, saya simpulkan, bahwa suami adalah penanggung jawab, penguasa, pemimpin, penjaga, dan pelindung isteri. Karakteristik inilah yang menjadi alasan “legitimitas” laki-laki untuk berkuasa atas perempuan. 

Pendapat lainnya, Menurut Miller Selama ini masih banyak orang beranggapan bahwa kepribadian perempuan dan laki-laki sangat berbeda dan tidak ada kesamaan yang dapat menjembatani keduanya. Anggapan ini menimbulkan banyak orang mengalami penderitaan psikis karena mereka terikat untuk berperan sebagai perempuan saja atau laki-laki saja, seperti yang telah digariskan oleh masyarakat. Mereka seolah membawa suratan takdir sejak lahir untuk berperilaku dan berperan sesuai dengan yang telah diariskan masyarakat terhadapnya. Mereka tidak boleh keluar dari batas itu. Begitu mereka bertindak sebaliknya dari yang diharapkan masyarakat, mereka dianggap mempunyai kelainan perempuan dan laki-laki sangat berbeda dan tidak ada kesamaan yang dapat menjembatani keduanya. 

Anggapan ini menimbulkan banyak orang mengalami penderitaan psikis karena mereka terikat untuk berperan sebagai perempuan saja atau laki-laki saja, seperti yang telah digariskan oleh masyarakat. Mereka seolah membawa suratan takdir sejak lahir untuk berperilaku dan berperan sesuai dengan yang telah di tetapkan.

Olehnya itu, perempuan merupakan mahluk yang di ciptakan oleh Tuhan memiliki fungsi-fungsi dan tanggung jawab yang sama dimuka bumi, sebagai “khalifah Fil Ardu” serta sebagai mahluk yang mempunyai legalitas sosial yang sama dengan laki-laki. Seperti dikutip dalam pemikiran Shachiko Murata menjelaskan bahwa perempuan dan laki-laki merupakan suatu sumber yang sama dan tidak terlepas pisahkan dan memiliki energi yang kuat untuk saling memberi kehidupan serta ibarat langit yang menurunkan hujan ke bumi seperti kegelisahan laki-laki (langit) merindukan perempuan (bumi) hingga menurunkan air mata (hujan). Olehnya itu, perempuan dan laki-laki tidak ada wilayah yang saling mendahului dan hanya terpisah secara kodrati..!!

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Related Posts